Duel sarat gengsi bertajuk El Clasico antara Barcelona dan Real Madrid ternyata tidak hanya berbicara adu gengsi sepak bola. Pertarungan dua tim terbaik Negeri Matador itu juga mengambil tema pertempuran dua tim yang memiliki utang selangit.
Menurut laporan resmi Pemerintah Spanyol yang menangani masalah perpajakan, disebutkan bahwa Madrid ternyata memiliki total utang sebesar USD 773 juta. Sementara sang lawan Barcelona ada pada kisaran USD 756 juta. Sialnya beberapa hari lalu, majalah ekonomi Forbes melansir kekayaan Los Blancos mencapai USD 1,877 miliar dan Blaugrana USD 1,307 miliar.
Mereka hanya kalah dari Manchester United yang mencapai USD2,235 miliar. Oleh berbagai kalangan, banyaknya utang yang harus ditanggung Madrid dan Barcelona adalah karena adanya resesi ekonomi Eropa. Krisis itu berdampak pada sektor keuangan klub.
“Segala sesuatu yang terjadi pada sepak bola didasarkan pada ekonomi riil,” kata Profesor Jose Maria Gay, dari Universitas Barcelona yang membidangi masalah ekonomi dan keuangan, dikutip El Mundo Deportivo.
“Sepak bola Spanyol saat ini luar biasa. Anda harus mengangkat topi untuk hal itu. Hanya, banyak klub yang saat ini hidup dalam zona berbahaya,” kata Gay.
El Clasico di Camp Nou Minggu (22/4) dini hari WIB nanti maupun final Liga Champions (bila terjadi) diharapkan Gay akan semakin mengangkat citra positif sepak bola Spanyol. Pemasukan keuangan juga diharapkan datang ke kantong Madrid dan Barcelona. Sebab laga ini disiarkan ke lebih 200 negara.
Selain Madrid dan Barcelona, menurut penilaian Pemerintah Spanyol, klub yang ada di dua divisi teratas (Primera Liga dan Segunda Division) berutang USD 988 juta dalam pajak yang belum dibayar. Hal ini menunjukkan lonjakan dari USD 195 juta selama empat tahun terakhir. Khusus Primera Liga, total utang gabungan klub mencapai USD 4,61 miliar. Karena itu, untuk menanggulangi semakin berkembangnya utang itu, pemerintah memutuskan jatuh tempo pembayaran utang pada 30 Juni 2012.
“Mengingat konteks situasi negara kami sedang menghadapi resesi, hal itu (pembayaran dengan cepat) tidak masuk akal untuk dimulai. Sebab, mengambil tindakan yang salah terhadap klub dapat memengaruhi citra Primera Liga yang memiliki nilai komersial tinggi,” ujar Sekretaris Olahraga Spanyol, Miguel Cardenal.
Semakin mengkhawatirkannya kondisi utang tim-tim sepak bola atas pajak negara mengakibatkan Pemerintah Spanyol dituntut mengambil langkah konkret dan bijak. Tujuannya, masalah dapat terselesaikan dengan baik tanpa mengganggu kinerja klub.
“Klub akan mengontrol rekening dan pengeluaran sehingga utang tidak naik. Sebab, mereka tahu bahwa tindakan keras telah menunggu,” sebut juru bicara Primera Liga, Juan Carlos Santamaria.
Sementara pihak UEFA tidak ingin terlibat soal utang klub. Dalam rancangan regulasi terbaru UEFA, pendapatan dan pengeluaran klub harus imbang. Kerugian USD 6,6 juta hanya diizinkan dalam dua tahun pertama atau hingga USD 60 juta jika seorang pemilik melakukan pembayaran satu utang yang jelas.
“Hanya, Madrid dan Barcelona tidak akan diberikan keistimewaan untuk hal itu (utang),” tulis pernyataan resmi UEFA