Jose Mourinho memberikan sebuah resep kepada mantan timnya, Chelsea, agar berhasil menang di Camp Nou. Mourinho akhirnya mengetahui kunci kelemahan Barcelona karena taktik ampuhnya itu, Real Madrid bersiap untuk merebut kembali gelar juara La Liga, yang sudah empat tahun berada di tanah Catalunya.
The Special One mengubah pertahanan menjadi bentuk serangan terbaik.
Madrid berlindung dengan formasi 6-3-1. Pemain tengah Sami Khedira dan Xabi Alonso dijadikan pemain belakang bersama Alvaro Arbeloa, Sergio Ramos, Pepe, dan Fabio Coentrao. Cristiano Ronaldo, Mesut Ozil, Angel Di Maria, dan Karim Benzema membentuk kuartet dengan satu penyerang.
Salah satu dari empat orang tersebut akan menjadi titik pertama dari sebuah pertahanan menyerang. Dinding yang terdiri dari 10 pria itu, hampir tak tertembus. Peluang hanya didapatkan oleh Alexis Sanchez yang mencetak gol dan dua peluang lain gagal dimanfaatkan oleh Xavi dan Tello yang sudah berhadapan one on one dengan Iker Casillas.
Barcelona menguasai bola dengan 72% dan melakukan 14 kali tembakan, tiga di antaranya mengarah ke gawang. Sedangkan Madrid hanya 28% dalam penguasaan bola, namun 14 kali melakukan tembakan dan enam di antaranya mengarah ke gawang. Apabila ditinjau dari statistik tersebut, Madrid mirip seperti Chelsea kala bertanding pada babak semifinal leg pertama Liga Champion di Stamford Bridge.
Ronaldo, Di Maria, dan Benzema serta Oezil menjadi aktor kunci kemenangan Los Blancos. Frank Lampard, Ramires, Juan Mata, dan Didier Drogba harus melakukan hal yang sama jika ingin menang atas Barcelona.
Secara mental, Blaugrana tampak rapuh karena punya beban untuk menang dalam perbururan gelar La Liga.
“Kemenangan kami menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil untuk mengalahkan Barcelona. Bukan hanya malam ini, malam lain kami melihat Chelsea mengalahkan mereka. Selama beberapa tahun terakhir mereka telah begitu sukses dan telah bermain bagus dengan sepak bola indah. Tapi mereka bukan tidak terkalahkan,” tandas Xabi Alonso, seperti yang dilansir oleh thesun.co.uk.