Sebuah Cerita Kelam Di Balik Kesuksesan La Liga



Prestasi sepak bola Spanyol saat ini sedang berada di titik tertinggi. Mulai dari lolosnya Barcelona dan Real Madrid ke semifinal Liga Champion, serta dominasi Athletic Bilbao, Atletico Madrid, dan Valencia di ajang Liga Europa. Namun, ternyata tersimpan cerita kelam di balik kesuksesan tim-tim asal negeri Matador di atas lapangan hijau.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan Fakultas Ekonomi Universitas Barcelona, terungkap bahwa rekening klub-klub La Liga memiliki rapor merah akibat tumpukan utang dan tunggakan pajak yang mencapai lebih dari 3.5 miliar euro atau sekitar 42 triliun rupiah. Hal itu patut mendapat perhatian lebih, mengingat sedang sulitnya keadaan ekonomi yang menyebabkan lebih dari lima juta orang tidak memiliki pekerjaan di Spanyol.
Ada 20 klub di Spanyol, termasuk tim-tim dari kasta tertinggi, seperti Rayo Vallecano, Racing Santander, Real Betis, Real Zaragoza, Granada, dan Real Mallorca yang sedang dalam proses kepailitan. Yang mengejutkan, tim penyumbang utang terbesar adalah dua klub raksasa La Liga, Real Madrid dan Barcelona!
Pemasukan Madrid dan Barca memang sangat besar, lebih dari 450 juta euro atau sekitar lima triliun rupiah. Namun, itu tidak cukup untuk menutupi utang mereka yang mencapai lebih dari 570 juta euro atau. Valencia dan Atletico Madrid juga memiliki tinta merah dalam neraca keuangannya, masing-masing memiliki utang yang mencapai 350 dan 500 juta euro.
“Hasil survey menunjukkan, industri sepak bola di Spanyol saat ini sedang sakit karena tidak dikelola dengan baik secara finansial. Dalam beberapa tahun terakhir, klub-klub mengeluarkan sejumlah uang di luar kemampuan finansial mereka, sehingga terpaksa berutang dalam jumlah besar,” ujar Jose Maria Gay de Liebana, profesor dalam bidang ekonomi sepak bola seperti dilansir dari AFP.
Salah satu faktor penyebab menumpuknya utang itu adalah lemahnya pengawasan dan kurangnya sikap tegas dari pengelola liga Spanyol (RFEF). Sebagai contoh adalah kejadian pada tahun 1990, ketika dua klub yang gagal memenuhi syarat administrasi, Celta Vigo dan Sevilla, batal didegradasi karena tekanan fan yang begitu besar.
Kita tentu berharap, aturan financial fair play yang akan diberlakukan UEFA mulai musim 2013/2014 bisa mencegah bangkrutnya sebuah klub, seperti yang baru saja menimpa raksasa Skotlandia, Glasgow Rangers. Sehingga nantinya, setiap klub bisa lebih bijak dalam mengeluarkan uang dan lebih diprioritaskan dalam pengembangan pemain muda.
Sumber : Zonabola.com