Keteladanan Mourinho



Kekalahan bagi siapa pun tentu sangat menyakitkan, apalagi bagi seorang pelatih ”spesial” Jose Mourinho. Namun, meski timnya, Real Madrid, kalah dari Bayern Muenchen melalui drama adu penalti, Mourinho menunjukkan sifat kepemimpinan sejati yang tidak menyalahkan pemainnya.

”Kekalahan itu menyakitkan saya karena mereka telah bekerja sangat keras untuk bisa sampai ke sana. Para pemain harus kembali ke rumah, mencium istri mereka dan anak-anak mereka, serta tetap menegakkan kepala mereka,” kata Mourinho, yang tetap membanggakan para pemainnya meskipun mereka kalah di semifinal Liga Champions di Santiago Bernabeu, Madrid, Kamis (26/4) dini hari WIB.

Pelatih asal Portugal itu pun menegaskan, ia siap tetap bersama Madrid jika masih ada empati dan klub masih menginginkannya, serta jika klub bisa terus bertumbuh.

Jose Mario dos Santos Mourinho Felix yang berjuluk ”Special One” ini memang terbukti spesial. Dia berhasil mengangkat Porto menjuarai Liga Primeira Portugal dan Piala UEFA. Di Chelsea dia juga dua kali mempersembahkan juara Liga Primer dan juga Piala FA. Di Inter Milan, dia bahkan mampu mempersembahkan treble, juara Liga Serie A, juara Champions Eropa, dan Coppa Italia.

Bersama Madrid, tahun lalu dia hanya memenangi Copa del Rey setelah mengalahkan Barcelona di final. Karena itu, jika Madrid memenangi La Liga musim ini, hal itu sudah menandakan musim yang berhasil bagi klubnya.

”Kami memimpin di depan berkat usaha kami sendiri dan kami layak mendapatkan itu. Jika kami memenangi kejuaraan, itu akan menjadi sebuah musim yang bagus,” ujarnya.

Mengenai kegagalan dua pemain bintangnya, Cristiano Ronaldo dan Kaka, pada tendangan penalti, Mourinho pun dengan tegas membela kedua pemainnya itu.

”Mereka yang gagal dengan tendangannya adalah mereka yang memiliki bola untuk ditendang. Mereka tidak kenal takut, tidak mementingkan diri sendiri, mereka maju dan berusaha. Saya bangga dengan pemain-pemain saya. Mereka adalah orang-orang super, tetapi Superman adalah sebuah film,” ungkapnya.

Dia menambahkan, banyak orang mengkritik dan mempertanyakan mengapa kesalahan seperti itu terjadi. Banyak orang juga mengkritik kegagalan Ronaldo, Kaka, dan Sergio Ramos, tetapi seolah melupakan kegagalan tendangan penalti Lionel Messi.

”Orang-orang ini bekerja seperti binatang selama dua jam. Mereka memberikan semuanya dan kemudian mereka pergi ke sana (titik penalti) dan tendangannya gagal,” ujarnya.

Mourinho jauh-jauh hari sudah meyakini bahwa Ronaldo pasti suatu ketika akan gagal.

Dia menambahkan, timnya dipaksa menghadapi pertandingan menentukan, yaitu penentuan juara La Liga, melawan Barcelona, Sabtu (21/4). Sementara Bayern Muenchen bisa mengistirahatkan delapan pemain kuncinya untuk pertandingan melawan Werder Bremen, yang sudah tidak menentukan siapa yang menjadi juara Bundesliga.

”Keduanya, Bayern dan Chelsea, menggunakan pasukan keduanya pekan ini dan kemudian mereka bertanding melawan Real dan Barca, yang sama- sama bertanding untuk partai terpenting di liga domestik,” katanya.

Mourinho pun tak ragu untuk mengatakan jika ini semua adalah kesalahan bersama. ”Jika kami tidak bermain untuk La Liga, kami tidak perlu memasang orang-orang terbaik untuk Sabtu lalu. Sangat sulit untuk bisa bertahan di lebih dari satu kompetisi,” katanya.

Bela bekas klubnya


Perjalanan karier Mourinho sebagai manajer memang penuh warna dan kontroversi. Namun, satu hal yang tetap dia pegang adalah keyakinannya terhadap tim-tim yang pernah diasuhnya. Seperti membela para pemainnya di Madrid, Mourinho pun membela bekas-bekas tim yang pernah dibesarkannya.

Sebagai mantan manajer Chelsea, Mourinho juga tidak ragu untuk membela tim Inggris itu yang dicela habis-habisan oleh media-media Spanyol sebagai tim yang ”antisepak bola” karena mengandalkan bermain bertahan dan mencari peluang mencetak gol saat lawan lengah, saat mengalahkan Barcelona dalam dua laga semifinal Champions.

”Banyak orang merasa mereka adalah master-master sepak bola dan mereka akan mengkritik Chelsea sebagaimana mereka mengkritik Inter (Milan) dua tahun lalu. Namun, mereka tak tahu sama sekali. Mereka tidak tahu apa-apa mengenai karakter, mereka tidak tahu apa-apa mengenai daya upaya, mereka tidak tahu mengenai bagaimana bertahan dengan 10 orang. Saya mempunyai pahlawan-pahlawan saya di Inter, saya juga mempunyai pahlawan-pahlawan di Chelsea,” ujarnya.

Kontrak resmi Mourinho dengan Madrid memang sampai 2014. Namun, kekosongan kursi manajer di Chelsea setelah dipecatnya Andre Villas-Boas membuat nama Mourinho kembali dikait-kaitkan dengan Chelsea.

Bahkan, Daily Mail, akhir pekan lalu, melaporkan, pemilik Chelsea, Roman Abramovich, dilaporkan siap untuk membayar berapa pun untuk kembalinya Mourinho ke Chelsea setelah pemilik Chelsea itu bisa menyelesaikan perbedaan pendapatnya dengan Mourinho.(sumber : kompas.com)